Rabu, 27 Juli 2011

Pijat Halus, Oral Sex, Masturbasi

Pijat Halus, Oral Sex, Masturbasi


Semula agak risih juga mengetik istilah-istilah yang dijadikan Topik Tulisan ini, namun melongok ke kolom seksologi di media massa bermunculan istilah-istilah ini dan bahasannya secara terbuka maka aku pikir ada baiknya sebagai orang awam ikutan nimbrung.

Ada rubrik sex-nya Prof. Dr. Wimpie, kolom seksologi-nya Dr. Love bahkan ada pula artikelnya Lisa Jones, Matt Bean & Dhanny Dwi Septianto yang berjudul "Agar si Dia liar ditempat tidur" yang sekarang sudah sampai ke serie kelima. Wah entah sampai serie keberapa ya ?
 
Ketiga penulis terakhir konon sudah melakukan survei kepada 400 pria dan wanita dengan hasil : 47% pria dan 32% wanita ingin berhubungan sex sekali setiap harinya. 89% pria dan 23% wanita berinisiatif mengajak pasangannya untuk berhubungan sex hampir setiap kali. Jika mereka yang disurvei itu tidak malu-malu pastilah angka-angkanya lebih tinggi.

Kesimpulan ketiga penulis tersebut : "Semua orang menginginkan seks, tetapi tidak ada yang mau membicarakannya secara terbuka".  Untunglah para KoKiers baik yang pria maupun wanita, status bersuami/isteri/duda/janda/jomblo umumnya berkepribadian mantap, tanpa malu membaca, menulis dan mengomentari. Ya buat apa berpura-pura.................................. Barangkali itulah yang membedakan Kolom KoKi dengan Kolom-kolom lainnya.

Sesungguhnya ketiga istilah diatas ujung-ujungnya mengacu kepada Masturbasi yaitu Sex tanpa melakukan Penetrasi atau Coitus, tanpa memasukkan P keliang V.
 
Dulu Masturbasi yang dilakukan seorang diri (dengan sembunyi sembunyi tentunya) disebut Onani.

Sekarang kelihatannya sudah lumrah Masturbasi dilakukan bersama pasangannya sebagai bagian dari Foreplay atau Variasi Ngeseks. Bahkan para Pakar Seksologi pun terang-terangan menyetujui Masturbasi bila nafsu sex sudah sampai keubun-ubun ketimbang melepaskan hajatnya dengan berselingkuh atau kerumah bordil. Rupanya asyiiiiiiik juga menyaksikan si "Pentul" tadinya terkulai kian mengeras dan membesar sampai puncaknya meletus menyemburkan "larva" berupa zat kental berwana putih kekuningan.
Sesudah itu "Pentul" melembek dan mengecil tergolek lemas lalu pemiliknya ngorok.
Lain lagi buat pemilik V, "biji kacang"nya yang semula kecil dan lunak begitu diraba-raba, dielus-elus berubah membesar dan keras. Bisa pula ditambah masukkan satu atau dua jari kelubang V menyentuh bagian dalam dinding atas (lokasi G Spot). Lendirpun mulai memlumasi V dan asyiiiiiiik pula menyaksikan pemilik V mengerang-erang, meronta-ronta dan mencengkeram kuat-kuat. Pemilik V matanya sayu dan sebentar lagi bakal terlelap keenakan. Karena keasyikan menonton dan merasakan kenikmatan kedua atraksi luar biasa tersebut ada sementara pasangan yang jadi kecanduan dan lalai melakukan hubungan sex yang lebih lanjut yang sebetulnya lebih nikmat lagi yaitu penetrasi/ coitus. Sayang sekali.........................................

Ada
pula yang mengawali dengan Pijat "Kasar" (pijat beneran) entah ditaburi bedak atau diolesi body oil/lotion sekujur tubuhnya ............ ini bisa dilakukan oleh Ahli Pijat Urut beneran. Setelah itu si tukang pijat jangan lupa dibayar dan disuruh pulang, masak mau ikutan menonton ? Nah sekarang giliran suami isteri yang saling memijat "halus" yang berubah profesi jadi "tukang pijat sex".....sasarannya serba merangsang.

Pijat "halus" tidak pakai banyak tenaga, wong cuma saling raba dan elus-elus dibagian kening, pipi, daun telinga dan belakangnya, leher, tengkuk, ketiak, payudara dan putingnya, pusar, selangkangan, bokong dan paha. Lalu bisa dilanjutkan "main-main" ke alat genital keduanya. Pijat "halus" banyak dipraktekkan oleh salon/salon kecantikan (berkedok creambath & massage), massage parlour/steamnbath dan panti pijat (berkedok "tradisional" atau "pengobatan").

Di salon kecantikan yang pelanggannya kebanyakan pria maka "barber chair" (yang bisa dinaik turunkan & ditelentangkan) dikelilingi kain gordyn (tirai). Nah, si pria yang di cream bath dan di massage yang dalam keadaan merem melek oleh si pemijat perempuan bakal disenggol-senggol P nya (pura-pura tidak sengaja).

Begitu si Pentul ini terasa bangun dan mengeras. Tahu-tahu si pemijat sudah buka ritsleting celana. Ya kalau si Pentul bermesinkan Ferrari sudah menyembul nongol dipintu garasi maka gampang ditangkapnya dan si pemilik Pentul yang biar ngomong tidak mau dimasturbasi - si Pentulnya tak tahan apalagi si pemijat sudah begitu bernafsu dan gemes makin menggencarkan kocokan dan pegangannya. Mau tak mau si Pentul lepas landas dan si pemijat cukup puas dapat uang tips gede. Si pemijat tidak mempersoalkan ukuran si Pentul besar kecil, dia tidak mengejar kepuasan seksual melainkan  fulus. Atau siapa tahu dia juga menikmati pertunjukkan "muncrat" ?

Jaman sekarang makin banyak saja pasangan suami isteri yang menggemari atau sekedar berfantasi melakukan Oral Sex. Barangkali itu karena pengaruh keseringan nonton Blue Film yang banyak beredar. Menurut para Pakar Seksologi, konon tidak ada salahnya melakukan Oral Sex dengan syarat itu dilakukan dengan persetujuan dan kesenangan kedua belah pihak (suami isteri). Juga harus tidak sedang mengidap penyakit kelamin atau kulit. Bahkan tuturnya, air lendir yang terdapat di P maupun V tidak berpengaruh apa-apa terhadap kesehatan bila tertelan namun bohong jika ada yang berpendapat bahwa zat itu berkhasiat untuk awet muda atau bergairah.


Saranku :
Boleh-boleh saja mempraktekkan Oral Sex sekali-kali, tetapi jangan menjadikan itu sebagai keharusan setiap kali berhubungan sex. Kalau toh melakukannya biarlah itu merupakan Foreplay saja, lebih baik mentuntaskannya dengan cara penetrasi/coitus. Hanya kadang-kadang saja melakukannya secara "full" misalnya isteri sedang "palang merah" atau "hamil tua" (yang di-oral cuma suaminya, isterinya biasanya juga kurang bernafsu dalam kondisi seperti itu) atau salah seorang sedang lelah.

Kedua belah pihak harus menjaga kebersihan tubuhnya dan organ intimnya. Bagusnya sesudah mandi. Si pria yang tidak bersunat, kulupnya ditarik kebawah sehingga "kepala baja"nya terlihat dan mudah dibersihkan. Si perempuan boleh juga sekali-kali melakukan semacam "Spa Vagina" (di Jakarta juga sudah banyak salon-salon beginian).

Barangkali demi hygenis (kalau kalian penggemar Oral Sex) sebaiknya semua "hutan" disekitar organ intim digundulkan dan dibabat habis agar tidak ada "penghuninya" (kutu, bakteri). Juga lebih asyik khan, hampir seluruh "perabotan" organ intim terlihat lebih jelas terutama si V.

 
Ceritanya kok Sex melulu..............................apa enggak bosan-bosan tuh ?
Sebermula aku juga berpikir begitu, tetapi kenapa ya Artikel SEX selalu mengundang banyak pembaca dan komentar ? Rubrik Seksologi di media manapun bisa bertahan puluhan tahun tetap paling ramai dikunjungi. Mungkin ada benarnya kata pelukis Basoeki Abdullah yang dikutip oleh Zeverina : "Tanpa Seks, saya bisa mati". Wah, sang Moderator pun menyebut kata "Seks" biarpun tulisannya berupa wawancara dan tidak sedang membahas soal Seks.

0 komentar:

Posting Komentar